Halaman

Kamis, 08 Maret 2012

Apa saja dampak negatif dari penggunaan telepon seluler HP (handphone) terhadap kesehatan? Benarkah berpengaruh terhadap organ tubuh vital kita seperti otak, jantung, alat reproduksi dan organ tubuh lainya, Apa pengaruh yang di timbulkan dari radiasi HP terhadap penggunanya? Lantas apa pendapat para ahli mengenai dampak dari mengunakan dan menempatkan Hp yang salah? berikut info selengkapnya untuk anda.

Penelitian tentang kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan karena pemakaian telepon selular (HP) terus dilakukan. Hasilnya, sejauh ini, masih pro dan kontra. Sebab, belum ada sebuah penelitian yang sangat komprehensif yang bisa mengungkapkan dampak apa saja yang bisa timbul akibat pemakaian handphone.

Salah satu penelitian terbaru tentang dampak negatif ponsel baru-baru ini dilakukan oleh sejumlah peneliti dari Australia, Inggris, dan Belanda dan dipublikasikan di International Journal of Neuroscience. Dalam rilis yang dimuat di jurnal itu dikatakan bahwa penggunaan handphone bisa mempengaruhi fungsi kerja otak manusia. Salah satu dampak negatifnya adalah melemahnya daya kerja otak atau istilah anak muda sekarang yakni lemot (lemah otak). Penelitian ini melibatkan setidaknya 300 orang yang diteliti dalam jangka waktu yang cukup panjang, yakni 2,4 tahun. Responden tersebut dibagi dalam tiga kategori, yakni 100 orang yang menggunakan ponsel rutin, 100 orang tidak menggunakan ponsel dan 100 orang lagi hanya kadang-kadang menggunakan ponsel.
Kemudian, dalam kurun waktu tersebut, beberapa kali ke-300 responden itu diukur perbedaan aktivitas otaknya dengan metode quantitive electroencephalographic (EEG). Hal lain yang diteliti adalah fungsi neuropsikologi seperti perhatian, memori, fungsi pelaksana dan kepribadian. Hasilnya, pengguna handphone yang rutin menunjukkan aktivitas otaknya melemah. Meski begitu, menurut Brainclinics Diagnostics, salah satu pihak yang ikut dalam riset ini, dampaknya bagi kesehatan secara menyeluruh belum terungkap secara detail.
Ke depan, peneliti yang merupakan gabungan antara Brainclinics Diagnostics dan Radbound University asal Belanda, Institute of Psychiatry di London serta The Brain Resource Co. Ltd. Sydney akan meningkatkan jumlah responden yang dilibatkan. Bahkan, dalam jangka panjang, mereka menargetkan akan mencari 17.000 orang untuk dilibatkan dalam penelitian lebih lanjut. Dengan begitu, penelitian ini akan lebih akurat hasilnya.
Gelombang elektromagnetik yang berasal dari HP memang masih “tanda tanya” besar mengenai efek sampingnya. Tetapi tidak ada salahnya anda menyimak berita yang satu ini yaitu mengenai peneltian yang dilakukan.
Penelitian yang dilakukan oleh beberapa universitas Amerika dan Swedia mengatakan bahwa meletakkan HP di samping tempat tidur akan memberikan beberapa efek samping, seperti susah tidur, resah atau bingung bahkan sampai mengubah kepribadian anda.
Penelitian ini melibatkan 71 orang dan 38 orang diantaranya mengalami masalah diatas.
Walaupun jumlah sampling (contoh) hanya sedikit yaitu 71 orang dan tidak bisa dijadikan suatu dasar atau penilaian bahwa gelombang dari HP berbahaya tetapi tidak ada salahnya untuk meletakkan HP anda sedikit lebih jauh dari tempat tidur anda.
Apabila anda merasa tidak bisa menjauhkan HP anda karena digunakan sebagai alaram untuk bangun pagi, mungkin sudah saatnya anda membeli beberapa jam alarm.
Di samping itu, Para peneliti di National Radiology Protection Board, Inggris, mengatakan radiasi elektromagnetik yang dihasilkan dari telepon genggam dapat merusak DNA dan mengakibatkan tumor otak. Orangtua seharusnya tidak memberikan telepon genggam pada anak-anak yang berusia 8 tahun atau di bawahnya sebagai tindakan pencegahan gangguan radiasi dari alat-alat tersebut.
“Ketika Anda menggunakan telepon genggam, 70-80 persen energi radiasi yang dipancarkan dari antena telepon itu diserap oleh kepala. Bahkan, beberapa penelitian meunjukkan, potensi dampak negatif dari penyerapan radiasi jangka panjang yang dipancarkan oleh telepon genggam. Sayangnya, hanya sedikit penelitian yang memfokuskan pada anak-anak,” ungkap Prof Henry Lai dari University of Washington, AS, seperti dikutip web MD Health.
Prof Henry mengatakan, efek radiasi pada anak-anak sangat mengkhawatirkan karena otak yang masih berkembang sangat mungkin terkena radiasi. Tumor otak biasanya berkembang selama 30 sampai 40 tahun. Anak-anak yang menggunakan telepon genggam sejak remaja akan mempunyai periode waktu yang lebih panjang sebelum terlihat dampaknya.
“Kita tidak tahu apakah anak-anak lebih mudah terkena radiasi,” katanya sambil menyarankan agar orang-orang menggunakan headset guna menjauhkan antena dari kepala.
Radiasi ponsel diduga kuat juga dapat mempengaruhi kualitas tidur. Sebuah penelitian yang didanai perusahaan-perusahaan ponsel, belum lama ini, mengidikasikan bahwa radiasi dari handset dapat menimbulkan sejumlah gangguan seperti insomnia, sakit kepala dan pusing0pusing. Radiasi juga dapat menurunkan durasi tidur lelap sehingga mengganggu kemampuan tubuh Anda untuk memulihkan diri.
Adalah para ahli dari Karolinska Institute di Swedia dan Wayne State University di Amerika Serikat yang melakukan riset tentang radiasi ini dengan dukungan dana dari Mobile Manufacturers Forum. Para ahli melibatkan sebanyak 35 pria dan 36 wanita berusia 18 hingga 45 sebagai partisipan dalam penelitian.
Selama riset, beberapa partisipan dikondisikan untuk mendapatkan efek radiasi yang setara dengan jumlah yang diterima ketika seseorang menggunakan ponsel. Beberapa partisipan lain juga harus menjalani kondisi serupa, namun tanpa diberi efek radiasi.
Setelah simulasi tersebut terungkap bahwa partisipan yang diberikan efek radiasi membutuhkan waktu yang lebih lama untuk masuk ke tahap pertama dari beberapa tingkatan tidur nyenyak (deep sleep). Partisipan ini juga menghabiskan waktu sebentar saja pada tahap tidur paling dalam.
“Riset mengindikasikan bahwa dengan pemberian efek radiasi di laboratorium menggunakan sinyal wireless 884 MHz penting artinya komponen tidur untuk dapat memulihkan diri dari pengaruh buruk akibat pemakaian sehari-hari,” ungkap peneliti dalam kesimpulannya. salah seorang peneliti, Profesor Bengt Arnetz, mengatakan bahwa riset tersebut mengindikasikan dengan kuat bahwa penggunaan ponsel berhubungan dengan perubahan khusus pada bagian otak yang berfungsi mengaktifkan dan mengkoordinasikan sistem stres. “Teori lainnya yang muncul adalah radiasi dapat mengganggu produksi hormon melatonin, yang berfungsi mengatur ritme tubuh secara internal,” katanya. Dari riset ini pun terungkap bahwa …..
Setengah dari total partisipan mengalami gangguan yang disebut elektrosensitif. Mereka mengalami beberapa gejala seperti sakit kepala, gangguan fungsi kognitif akibat penggunaan ponsel.
“Bukti-bukti sekarang semakin menguat bahwa kita seharusnya menangani masalah ini dengan cara yang sifatnya mencegah. Riset ini menganjurkan jika Anda memang harus menelepon di malam hari, akan lebih baik menggunakan telepon kabel, dan jangan simpan ponsel Anda di meja dekat tempat tidur,” ungkap Alasdair Philips direktur Powerwatch, yang meneliti dampak bidang elektromagnetik terhadap kesehatan. Mike Dolan, direktur eksekutif Mobile Operators Association, justru menilai hasil riset ini tidak konsisten dengan hasil penelitian lainnya. “Ini hanyalah sedikit bagian saja dari teka-teki ilmiah yang sangat besar. Ini hanyalah efek yang sangat kecil, seorang peneliti cenderung menilainya tidak lebih dari sebuah efek yang timbul dari secangkir kopi,” ungkapnya.
Masih terkait ponsel, penggunaan alat komunikasi itu secara berlebihan ternyata juga berpotensi menyebabkan kanker kelenjar ludah.
Indikasi terbaru akan pengaruh buruk ponsel ini terungkap melalui hasil penelitian yang melibatkan sekitar 500 orang Israel yang mengidap kanker. Dalam penelitian di Israel tersebut, data penggunaan ponsel para partisipan dianalisa dan dibandingkan dengan 1.300 pemeriksaan kesehatan. Dari hasil analisa, partisipan yang biasa memakai ponsel dengan menempelkannya di satu sisi kepala selama beberapa jam tercatat 50 persen berisiko lebih besar mengidap kanker kelenjar ludah. Riset mengenai pengaruh ponsel ini dipublikasikan dalam The American Journal of Epidemiology.
Penelitian tentang pengaruh ponsel memang sudah banyak dilakukan dan kebanyakan selalu memusatkannya pada risiko mengidap penyakit tumor. Dan tak jarang di antara riset tersebut tidak menemukan hubungan signifikan antara radiasi ponsel dengan risiko mengidap kanker. Menurut penelitian di Tel Aviv University, penelitian-penelitian tersebut cenderung selalu terfokus pada tumor otak, dan seringkali tidak mengujinya untuk penggunaan jangka panjang.
Kanker kelenjar ludah adalah jenis penyakit dengan prevalensi sangat rendah. Inggris misalnya, dari 230.000 kasus kanker yang ditemukan setiap tahunnya, hanya 550 kasus yang berhubungan dengan jenis yang satu ini. Dr Siegal Sadetzki yang memimpin riset ini mengatakan penggunaan ponsel di Israel tercatat lebih tinggi ketimbang negara lain di dunia.
Fenomena ini memberikan keuntungan bagi riset karena peneliti dapat memantau pengaruhnya untuk jangka panjang atau pun dampak kumulatif yang akan terjadi.

Tidak ada komentar: